Riwayat Hidup Singkat “Abah Didi”
—————————————————————————
Syaikhuna Al Mukarrom Syekh Abdullah Ibnu Mas’ud
atau disebut juga “Abah Didi”
Lahir pada hari : Selasa,12 Januari 1943 / 05 - Muharam - 1362 H.
Dilahirkan, dari orangtua ;
Bapak Raden Emor Djajadinata dan Ibu Aty.
Dengan Nama : “RADEN YAMADIPATI”
Dan Panggilan : Raden Didi Djajadinata
Tahun 1961-1962
Menyelesaikan Sekolah di SPMA Bogor
Tahun 1963 – 1964
Berwiraswata di bidang tembakau di Kota Djombang, Kediri. Jawa Timur.
Tahun 1965
Dimulai Perubahan hidup dari Abah Didi, yang tadinya bercita-cita menjadi pengusaha tembakau akan berusaha menjadi seorang Kyai Terkenal nantinya.
Pada suatu malam, Abah Didi sedang tidur di Gudang Tembakau, bermimpi bertemu dengan Rasulullah S.A.W, yang memerintahkan untuk meninggalkan kehidupan yang sekarang, dan mulai mengikuti kehidupan yang akan di bimbing oleh Rasulullah S.A.W sendiri.
Rasulullah S.A.W menunjuk Abah Didi harus pergi ke arah Kediri untuk mulai kehidupan tersebut.
Setelah Abah Didi berjalan ke arah Kota Kediri, beliau diterima didepan Pondok Pesantren Jampes, Kediri oleh Kyai Mukhsin (alm), yang sudah bertahun-tahun tidak pernah keluar halaman pondok pensantren.
Kurang lebih 6 bulan, Abah Didi diajar oleh dua orang guru pada Pondok Pesantren Jampes, Yaitu : Kyai Mukhsin (alm) sendiri dan Kyai Baji (Gus Baji, yang pada waktu itu menurut murid-murid dan guru-guru “Jampes”, beliau sudah “Tilem”).
Nama Abah Didi dirubah/ditambah menjadi “Abdullah Ibnu Mas’ud” Abah Didi hanya efektif belajar selama 5 bulan tetapi menurut guru-guru “Jampes”, beliau setara belajar seperti 5 tahun. Abah Didi sudah hafal Al-Qur’an dan memiliki “Ilmu Laduni”
Abah Didi kembali ke Sukabumi dan Abah Didi harus mencari seorang Guru di Sukabumi untuk pendidikan selanjutnya.
Abah Didi menemukan Guru yang diperintahkan oleh Kyai Baji untuk dicari, beliau adalah “Syekh Abdul Qodir As Safe’i Al Ashari” yang bermukim di Cisaat, Sukabumi.
Syekh Abdul Qodir As Safei Al Ashari “Tilem”.
Abah Didi mulai mengajar, membuka perguruan “Miftahul Huda”, di Rindu Alam Jalan Selabintana Km. 3 Sukabumi.
Tahun 1984
Perguruan Miftahul Huda Abdullah Ibnu Mas’ud (Abah Didi) pindah ke Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung. Sukabumi 12,5 Km dari Sukabumi ke arah Sagaranten.
Tahun 1985
Wapres Umar Wirahadikusumah (alm) mengunjungi Abah Didi di Cijangkar Sukabumi.
Dimulainya kunjungan Pejabat Pemerintahan pada Abah Didi dari Lurah, Camat, Walikota, Bupati, Gubernur, Menteri, Presiden dan Wakil Presiden.
Tahun 1989
Pusat Perguruan Miftahul Huda Abdullah Ibnu Mas’ud (Abah Didi) pindah ke Buni Ayu dan Lebak Nangka, Desa Kerta Angsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, 25 km dari Sukabumi kearah Sagaranten.
Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sebagai Presiden berkunjung ke Lebak Nangka, tempat tinggal Abah Didi
Memerintahkan muridnya H. Abdul Malik untuk mendirikan “Partai Garuda”, tepatnya 31 Oktober 2004/17 Ramadhan 1425 H.
Tahun 2005
Abah Didi menerbitkan buku yang ditulis oleh muridnya, berjudul :
” Tafakur Meditasi Islam Abah Didi “, yang berguna untuk diri pribadi, keluarga, sosial masyarakat, Bangsa dan Negara.